Enterprise Unified Process
Adhy Suryo Wicaksono
2.2.2 Sejarah Rational Unified Process
2.2.3 Keuntungan Rational Unified Process
Bagian III
Bab 3
3.1 Fase-fase Enterprise Unified Process
3.1.1 Inception
3.1.2 Elaboration
3.1.3 Construction
3.1.4 Transition
3.1.5 Production
3.1.6 Retirement
3.2 Praktik-praktik Enterprise Unified Process
Bagian IV
Bab 4 Contoh kasus fase-fase Enterprise Unified Process SMS Gateway
4.1 Inception
4.2 Elaboration
4.3 Construction
4.4 Transition
4.5 Production
4.6 Retirement
Bab 5 Penutup
5.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan pelaksanaan ini adalah untuk memberikan panduan pembelajaran bagaimana, EUP merupakan implementasikan dalam suatu pengembangan perangkat lunak
1.3 Ruang Lingkup
Pengembangan aplikasi intranet potal dilakukan menggunakan metodologi Enterprise Unified Process (EUP) dengan menggunakan perangkat lunak Rational Enterprise Suite. Perangkat bantu yang digunakan adlah Rational Requisite Pro untuk menemukan dan mendokumentasikan kebuuhan user terhadap aplikasi yang akan dikembangkan dan Rational Rose untuk melakukan pengembangan kerangka aplikasi
- Pengembangan spesifikasi dan moldul aplikasi antar muka (interface) yang menjadi penghubung antar pengguna dengan infrastruktur dan sumber daya yang dimiliki Fulbright Indonesia.
- Pengembangan spesifikasi dan modul aplikasi perangkat bantu (tools) yang dapat diintegrasikan ke sistem seperti yang diperlukan oleh sistem.
- Pengembangan spesifikasi database yang diperlukan oleh sistem.
BAB 2
Konsep
Enterprise Unified Process
Enterprise Unified Process (EUP) adalah perpanjangan varian dari Rasional Unified Proses dan dikembangkan oleh Scott W. Ambler dan Larry Constantine pada tahun 2000, terakhir dikerjakan ulang pada tahun 2005 oleh Ambler, John Nalbone dan Michael Vizdos.EUP diperkenalkan untuk mengatasi beberapa kekurangan dari RUP, yaitu kurangnya dukungan sistem dan akhir penggunaan sistem software. Jadi dua fase dan beberapa disiplin ilmu baru ditambahkan ke RUP. EUP melihat pengembangan perangkat lunak bukan sebagai kegiatan mandiri, tetapi tertanam dalam siklus hidup sistem (yang akan dibangun atau ditingkatkan atau diganti), Siklus hidup TI dari perusahaan dan organziation/bisnis adlah siklus hidup perusahaan itu sendiri. Ini berkaitan dengan pengembangan perangkat lunak dilihat dari sudut pandang pelanggan.
2.2 Penurunan pada Enterprise Unified Process
2.2.1 Pengertian Rational Unified Process
Rational Unified Process (RUP) merupakan suatu metode rekayasa perangkat lunak yang dikembangkan dengan mengumpulkan berbagai best practises yang terdapat dalam industri pengembangan perangkat lunak. Ciri utama metode ini adalah menggunakan use-case driven dan pendekatan iteratif untuk siklus pengembangan perankat lunak. Gambar dibawah menunjukkan secara keseluruhan arsitektur yang dimiliki RUP. RUP menggunakan konsep object oriented, dengan aktifitas yang berfokus pada pengembangan model dengan menggunakan Unified Model Language (UML). Melalui gambar dibawah dapat dilihat bahwa RUP memiliki, yaitu:
- Dimensi pertama digambarkan secara horizontal. Dimensi ini mewakili aspek-aspek dinamis dari pengembangan perangkat lunak. Aspek ini dijabarkan dalam tahapan pengembangan atau fase. Setiap fase akan memiliki suatu major milestone yang menandakan akhir dari awal dari phase selanjutnya. Setiap phase dapat berdiri dari satu beberapa iterasi. Dimensi ini terdiri atas Inception, Elaboration, Construction, dan Transition.
- Dimensi kedua digambarkan secara vertikal. Dimensi ini mewakili aspek-aspek statis dari proses pengembangan perangkat lunak yang dikelompokkan ke dalam beberapa disiplin. Proses pengembangan perangkat lunak yang dijelaskan kedalam beberapa disiplin terdiri dari empat elemen penting, yakni who is doing, what, how dan when. Dimensi ini terdiri atas
- Improve productivity Standard ini dapat memanfaatkan kembali komponen-komponen yang telah tersedia/dibuat sehingga dapat meningkatkan produktifitas
- Deliver high quality system Kualitas sistem informasi dapat ditingkatkan sebagai sistem yang dibuat pada komponen¬komponen yang telah teruji (well-tested dan well-proven) sehingga dapat mempercepat delivery sistem informasi yang dibuat dengan kualitas yang tinggi.
- Lower maintenance cost Standard ini dapat membantu untuk menyakinkan dampak perubahan yang terlokalisasi dan masalah dapat dengan mudah terdeteksi sehingga hasilnya biaya pemeliharaan dapat dioptimalkan atau lebih rendah dengan pengembangan informasi tanpa standard yang jelas.
- Facilitate reuse Standard ini memiliki kemampuan yang mengembangkan komponen-komponen yang dapat digunakan kembali untuk pengembangan aplikasi yang lainnya.
- Manage complexity Standard ini mudah untuk mengatur dan memonitor semua proses dari semua tahapan yang ada sehingga suatu pengembangan sistem informasi yang amat kompleks dapat dilakukan dengan aman dan sesuai dengan harapan semua manajer proyek IT/IS yakni deliver good quality software within cost and schedule time and the users accepted.
- Develop Software Iteratively Pendekatan secara iterative digunakan untuk mengurangi resiko yang dapat terjadi selama lifecycle. Setiap akhir iterasi akan diperoleh executable release yang memungkinkan keterlibatan end user dan feedback yang diberikan secara terus-menerus. Pendekatan ini juga mepermudahkan penyesuaian perubahan kebutuhan, features, maupun jadwalnya.
- Manage Requirements Rational Unified Process mendeskripsikan bagaimana mendapatkan, mengorganisasikan, dan mendokumentasikan fungsionalitas dan batasan yang dibutuhkan. Sehingga akan memudahkan dalam memahami dan mengkomunikasikan kebutuhan bisnis.
- Use Component-based Architecture RUP menggunakan pendekatan sistematis dalam mendefinisikan arsitektur yang menggunakan component. Karena memang proses yang dilakukan difokuskan pada awal pembangunan sebuah software. Dalam proses ini akan mendeskripsikan bagaimana menyusun arsitektur yang fleksibel, mudah dipahami, dan mengembangkan efektif software reuse.
- Visually Model Software Proses yang dilakukan menunjukkan bagaimana memvisualisasikan model yang mencakup struktur dan kelakuan dari arsitektur dan komponen.
- Verify Software Quality Application perfoemance dan kemampuan tahan uji yang buruk dapat menghalangi diterimanya sebuah aplikasi software. Sehingga diperlukan penelaahan lebih lanjut tentang kualitas software dengan mematuhi kebutuhan aplikasi berdasarkan kemampuan tahan uji, fungsionalitas, application performance, dan system performance.
- Control Changes to Software Proses akan mendeskripsikan bagaimana mengontrol dan memonitor perubahan untuk kesuksesan iterative development. Selain itu, proses juga akan memandu kita bagaimana menyusun workspace yang aman bagi para developer dengan mengisolasi perubahan yang dilakukan di workspace lain dan dengan mengontrol perubahan pada seluruh software artifact. Sehingga membuat team bekerja sebagai unit tersendiri dengan mendeskripsikan bagaimana mengintegrasikan dan membangun management secara otomatis.
- Develop Iteratively
- Manage Requirement
- Use Component-based Architecture
- Model Visually
- Verify Quality
- Control Changes to software
- Ketidak akuratan dalam memahami kebutuhan end-user.
- Ketidakmampuan untuk menyetujui perubahan kebutuhan yang diajukan.
- Modul-modul yang dibutuhkan tidak dapat dihubungkan.
- Software yang sulit untuk dibangun atau diperluas.
- Terlambat menemukan kerusakan project yang serius.
- Kualitas software yang buruk.
- Kemampuan software yang tidak dapat diterima.
- Requirement management yang tidak mencukupi
- Komunikasi yang ambigu dan tidak tepat
- Arsitektur yang rapuh
- Kompleksitas yang sangat besar
- Tidak terdeteksinya ketidakkonsistenan antara requirement,desain, dan implementasi
- Penilaian status project yang subjektif
- Keterlambatan pengurangan resiko yang disebabkan waterfall development
- Perkembangan yang tidak terkontrol
- Otomatisasi yang kurang
BAB 3
3.1 Fase-Fase Enterprise Unified Process- Menentukan Ruang lingkup proyek
- Membuat ‘Business Case’
- Menjawab pertanyaan “apakah yang dikerjakan dapat menciptakan ‘good business sense’ sehingga proyek dapat dilanjutkan
3.1.2 Elaboration
Tahap untuk menentukan use case (set of activities) dari perangkat lunak berikut rancangan arsitekturnya.
- Menganalisa berbagai persyaratan dan resiko
- Menetapkan ‘base line’
- Merencanakan fase berikutnya yaitu construction
3.1.3 Construction
Membangun produk perangkat lunak secara lengkap yang siap diserahkan kepada pemakai.
- Melakukan sederetan iterasi
- Pada setiap iterasi akan melibatkan proses berikut: analisa desain, implementasi dan testing
3.1.4 Transition
Menyerahkan perangkat lunak kepada pengguna, mengujinya ditempat pengguna, dan memperbaiki masalah-masalah yang muncul saat dan setelah pengujian.
- Membuat apa yang sudah dimodelkan menjadi suatu produk jadi
- Dalam fase ini dilakukan: Beta dan performance testing; Membuat dokumentasi tambahan seperti training, user guides, dan sales kit; Membuat rencana peluncuran produk ke komunitas pengguna
3.1.5 Production
Selama fase ini, anda akan mempertahankan proyek, artinya dengan menjalankan usaha komunikasi, kemudian melanjutkan pelatihan dan pengjaran, dan melanjutkan pengaturan dari proses yang akan anda pelajari.
3.1.6 Retirement
Dalam fase ini terdapat pemindahan data dan sistem integrasi yang baik
3.2 Praktik Praktik Enterprise Unified Process
- Mengembangkan iteratif
- Mengelola persyaratan
- Arsitektur Pembtuktian
- Modeling/Perancangan
- Memverifikasi kualitas secara terus-menerus
- Mengelola perubahan
- Pembangunan Berkolaborasi
- Melihatlah pencapaian pembangunan
- Memberikan perangkat lunak bekerja secara teratur
- Mengelola risiko
BAB 4
Contoh kasus fase-fase Enterprise Unified Process SMS Gateway
- Mahasiswa, untuk melihat informasi yang terkait dengan kegiatan akademisnya, seperti status registrasi, jadwal kuliah, jadwal ujian, nilai UTS, nilai UAS, IP, IPK dan info umum seperti seminar.
- Calon mahasiswa baru, untuk mengetahui kelulusan setelah ujian saringan masuk.
- Personal Computer (PC), dengan spesifikasi minimal:
- Processor : Intel Pentium III 800Mhz
- Memory : SDR 256MB
- Serial port : COM 1 (standar RS232)
- Hardisk: 1GB GSM modem/Handphone sebagai alat komunikasi, penghubung PC dengan pengirim data.
Ref | Fungsi |
R.1.1 | Melakukan koneksi perangkat lunak dengan database |
R.1.2 | Melakukan set terminal yang menghubungkan PC dengan handphone (pada sistem SMS gateway) |
R.1.3 | Menangani konversi pemrosesan PDU menjadi format teks sehingga didapat no telepon dan pesan (SMS terima) |
R.1.4 | Menangani konversi no telepon tujuan dan pesan (format teks) ke format PDU (SMS kirim) |
R.1.5 | Menangani pemeriksaan respon dari terminal (SMS masuk dan SMS belum terbaca) |
R.1.6 | Menangani penghapusan SMS yang telah dibaca pada handphone (sistem) |
R.1.7 | Menangani penyimpanan data SMS yang diterima (log SMS diterima) |
R.1.8 | Menangani penyimpanan data SMS yang belum/ sudah dikirim (log SMS kirim, hasil pemrosesan) |
R.1.9 | Melakukan parsing pesan SMS yang masuk (parameter parsing adalah spasi) |
R.1.10 | Menentukan isi SMS balasan, yang didapat dari hasil pemrosesan(query) hasil parsing SMS |
R.1.11 | Mengirimkan SMS yang belum dikirim |
- periksa kabel data, terhubung dengan port mana (COM1/COM2), karena sistem melakukan koneksi dengan COM1.
- periksa setting baud rate, pilih dalam menu handphone, set menjadi 19200. Menyiapkan dan recover dari kerusakan
4.6 Retirement
- Memindahkan data dari M.Access ke MySQL
- Mengubah sistem Operasi Windows 98 ke Windows XP
0 komentar:
Posting Komentar